Contoh verbatim penyampaian hasil psikotes


Nama              : Purwo Herlianto
NIM                : 1301408057
Prodi               : Bimbingan dan konseling,S1
MK                 : Praktik Pemahaman Individu

Verbatim penyampaian Informasi hasil psikotes
Konselor         : Purwo Herlianto
Klien               : Priskila Hesti Anomsari
Setting            : Ruang BK
Verbatim
Klien               : “ Pagi…Pak Herli”
Konselor         : “Oh…Iya selamat pagi juga,,, Priskila, mari silakan duduk”
Klien               : “Iya pak, terimakasih,maaf Pak Herli,benar bapak memanggil saya? Kalau boleh tau ada apa ya pak?”
Konselor         : “Benar sekali Pris…, bapak memanggil kamu, mau membicarakan hasil psikotesmu yang 1 bulan lalu kamu kerjakan”
Klien               “Oh…iya..Pak, kebetulan sekali, saya memang ingin mengerti hasil psikotes saya bagaimana..?”
Konselor         : “Ya…sudah, sekarang coba lihat lembaran psikogram kamu, lihat identitasnya,namanya benar Priskla Hesti A, kelas X.2?’’
Konseli            : “ Iya..benar Pak”
Konselor         : “Setelah benar melihat identitasmu, coba lihat pada bagian Tes Intelegensi SPM, disitu tertulis rentang IQ 110-121, PP (persentil point) ≥ 75, artinya intelegensi umum kamu diklasifikasikan “diatas rata-rata”
Konseli            : “ Oh…iya bapak, saya paham..”
Konselor         : “ Kemudian coba lihat pada Tes Bakat Differensial, lihat satu persatu jumlah persentil point dari verbal sampai kecepatan dan ketelitian klerikal, bagimana pemahamanmu tentang itu..?’’
Konseli            : “Saya lihat relasi ruang paling tinggi dari yang lain dan verbal terendah dari yang lain, apa artinya itu pak?”
Konselor         : “ Oke…sebelumnya perlu diketahui, kalau PP-nya 1-49 (rendah), PP-nya 50-74 (Sedang), dan PP-nya  ≥75 (tinggi), nah…berarti bahwa kamu mempunyai bakat yang lebih tinggi pada relasi ruang, jadi kamu mempunyai kemampuan memvisualisasikan, mengamati, membentuk gambar-gambar dari objek dua dimensi ataupun berpikir tiga dimensi.”
Konseli            : “Selanjutnya yang  bakat verbal paling rendah artinya saya tidak bicara  begitu?”
Konselor         : “Oke…Sekarang lanjut lihat tentang Minat dan Jabatan, lihat  persentil pointnya tiap minat jabatan, dan apa yang bias kamu pahami?”
Konseli            : “Mmm…yang saya ketahui, minat saya tinggi di Pribadi Sosial dan Natural, dan terendah Mekanik, apa maksudnya Pak?”
Konselor         : “Ya…artinya kamu punya keinginan besar berkerja yang menuntut hubungan pribadi dan bidang pelayanan untuk Pribadi sosialnya, dan untuk Natural yakni kamu suka melakukan kegiatan dialam terbuka, berhubungan dengan hewan ataupun tumbuhan mengenai pekerjaan. Dan rendah pada mekanik artinya kamu kurang suka berkaitan dengan mekanika dan bidang permesinan. Bagaimana peendapatmu ndapatmu tentang hal itu?”
Konseli            : “Ya..,Pak, itu yang saya rasakan…”
Konselor         : “Sampai disini penjelasan tentang bakat dan minat, adakah yang mau ditanyakan..?”
Konseli            : “Setelah mengetahui bakat dan minat saya dari tertinggi dan terendah apa aplikasinya yang konkret buat saya pak..?”
Konselor         : “Bagus, sekali pertanyaanya…, jadi begini, dengan melihat seberapa besar bakat kamu dan tingkat minat kamu, kamu nantinya bisa mempertimbangkan lebih matang potensi bakat dan minat kamu yang aplikasinya untuk memilih penjurusan atau karir kamu yang sesuai”
Konseli            : “ Oh…iya ya…pak..”
Konselor         : “ Coba dilihat lagi, bakat kamu tertinggi pada relasi ruang, disusul mekanik dan numerikal, nah kalau kamu bisa meningkatkan minat kamu pada mekanik, kamu dapat direkomendasikan pada jurusan IPA dan bekerja pada bidang SAINS (Ilmu pengetahuan), namun semua pilihan juga kembali pada kamu sendiri, kamu yang akan mempertimbangkan dan memutuskan pilihan.”
Konseli            : “Oh…iya bapak, terimakasih atas masukannya dan penjelasan hasil psikotes pada saya”
Konselor         : “Iya sama-sam Priskila, ini sudah jadi tanggung jawab bapak, sebagai konselor…”
Konseli            : “ Iya..sudah, berhubung saya ada jam pelajaran, saya pamit dulu, nanti kalau mau bertanya-tanya , saya akan menghubungi bapak lagi.”
Konselor         : “ Iya…dengan senag hati Priskila..”
Konseli            : “Met beraktivitas kembali Pak….’’
Konselor         : “Oke…met beraktifitas juga…”