Contoh Percakapan dalam Konseling melalui Telepon


Nama              : Purwo Herlianto
NIM                : 1301408057
Prodi               : Bimbingan dan Konseling
MK                 : Teknologi Informasi dalam BK
Percakapan dalam Konseling melalui Telepon

Konselor         : “Selamat siang, disini Counseling center “Happy” Semarang, dengan saya Purwo Herlianto salah satu konselor disini, ada yang bisa saya bantu untuk anda?”
Konseli            : “Iya Pak..ada”
Konselor         : “Sebelumnya dengan siapa, dimana?
Konseli            : “Dengan Doddy (Bukan nama Sebenarnya) di Kendal , Pak…”
Konselor         : “Oke…, Doddy umur berapa dan pekerjaanya apa?”
Konseli            : “23 tahun pak, masih mahasiswa…”
Konselor         : “Hmm…mungkin ada hal yang bisa kita bicarakan atau bahasa bersama..?”
Konseli            : “Iya..Pak..ada”.
Konselor         : “Baik, tapi sebelumnya pembicaran kita ini kurang lebih 15 menit,dan asas kita tetap memakai asas kerahasiaan, keterbukaan dari anda  sangat membantu anda untuk mengatasi masalah anda, bisa dimengerti dan dipahami?”
Konseli            : “Iya Pak…saya paham..”
Konselor         : “Sekarang, bisa anda kemukakan apa yang menjadi masalah anda?”
Konseli            : “Begini pak…, saya bingung harus berbuat apa….”
Konselor         : “Bingung? Bingung gimana?”
Konseli            : “Saya bingung, karena belum setujunya ortu, baik ortu saya, maupun ortu pacar saya untuk hubungan yang lebih keseriusan…”
Konselor         : “Oh…apa yang menjadi belum setujunya ortu anda ataupun pacar anda.”
Konseli            : “Dari ortu saya, Ibu, bilang kalau pilih pasangan yang kalau bisa sederajat, artinya kalau saya lulusan sarjana, pasangan saya harus sarjana, sedangkan dari ortu pacar saya, bapaknya bilang, belum setuju karena saya belum mapan secara financial , masih kuliah.”
Konselor         : “Hmm,,,ya, terus selain itu ada alasan lagi?”
Konseli            : “Ya…dari ibu saya, bilang kalau saya jangan terlalu serius dulu, dan disuruh bahagiain ortu dulu, dari ortu pacar saya , bapaknya bilang kalau bisa pacar saya punya pasangan lebih dewasa secara usia kurang lebih 5 tahun diatasnya, sedangkan saya sama pacar saya kan sebaya…”
Konselor         : “Oke…pernah anda komunikasikan dengan pacar anda, tentang hal itu?”
Konseli            : “pernah..pak”
Konselor         : “Lalu bagaimana anda mengkomunikasikanya ?”
Konseli            : “Mmm…pacar saya , berusaha menguatkan saya untuk tidak pesimis terkait hal itu, agar impian hidup bersama terwujud”
Konselor         : “Caranya gimana?”
Konseli            : “Iya..jadi kita sama-sama meyakikan orang tua masing-masing kalau kita sama-sama meyakinkan ortu masing-masing, kalau kita saling saying dan pengen serius…”
Konselor         : “Oh…ya .Bagus, lalu apa tanggapan ortu setelah dikasih penjelasan dan keyakinan dari kalian?”
Konseli            : “Dari pemahaman kita ortu pasti memahami dan mengerti keinginan anaknya, dan pastinya ingin anaknya bahagia, setelah jelasin.”
Konselor         : “Oh…ya..bagus…, lalu apa tanggapan ortu setelah dikasih penjelasan dan keyakinan dari kalian?”
Konseli            : “Dari pemahaman kita ortu pasti memahami dan mengerti keinginan anaknya,dan pastinya ingin  anaknya bahagia , setelah dijelasin , ortu kita memahaminya, dan kami berharap ortu kita mengerti dan menyetujui hubungan kita.”
Konselor         : “Ya..betul sekali…, dan anda masih mau tetap semangat untuk tetap melanjutkan hubungan kalian..”
Konseli            : “Iya…pak InsyaAllah..”
Konselor         : “Apakah anda berfikir, jika saling komunikasi dapat membantu mnegatasi masalah anda?”
Konseli            : “Iya…pak dan saya rasa begitu, dengan komunikasi kesalahpahaman antar saya dengan pacar saya terminamilisir juga.”
Konselor         : “Baiklah, kalau begitu…anda sudah memahami juga pentingnya komunikasi, karena itu akan menjadi hubungan anda lebih baik, dan ini sudah 15 menit berlalu, konseling kita bisa dilanjutkan lain waktu, dan bisa sebelumnya memberi kesepakatan kapan bisanya lagi, bisa lewat telpon lagi atau mau ketemu bapak juga bisa…”
Konseli            : “Iya pak…”
Konselor         : “Jadi dari pembicaraan kita tadi bahwa anda, merasa bingung jika ortu masih belum menyetujui hubungan kalian, dan disisi lain anda sedikit lega setelah ada penjelasan dari kalianuntuk orang tua agar meyakini hubungan kalian.”
Konselor         : “Baik, bagaimana kondisi anda stelah melakukan konseling ini?”
Konseli            : “Ya…pak, cukup melegakan perasaan hati, tapi mungkin saya masih butuh bapak untuk suatu saat bisa share lagi…”
Konselor         : “Iya…dengan senang hati…dan sebelumnya bisa janjian dulu..oke..”
Konseli            : “Iya…pak ..terimakasih, selamat siang…”
Konselor         : “Siang…”      

Koreksi Sama-sama Ya...