Jumat, 15 Oktober 2010

Perkembangan Kelompok


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah kelompok, seperti makhluk hidup yang lain, terus berkembang dari waktu ke waktu. Dalam satu kelompok mungkin dimulai dari sekumpulan orang asing yang tidak saling mengenal, tetapi seiring waktu, secara tiba-tiba kelompok tersebut memberikan sebuah kohesifitas sehingga anggota-anggotanya menjadi sebuah kelompok sosial yang erat. Pembentukan kelompok sendiri mempunyai tahapan, dari kerumunan yang akhirnya menjadi kelompok, tetapi juga setelah menjadi kelompok dapat dimungkinkan kelompok yang sudah terbentuk menjadi bubar.
B. Rumusan Masalah
1.             Bagaimanakah tahapan terbentuknya kelompok?
2.             Faktor pengikat apa saja yang mempengaruhi terbentuknya kelompok?
3.             Indikator apa saja yang dapat mengukur tingkat perkembangan kelompok?
4.             Apa saja keunggulan dan kelemahan dalam kelompok?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah tahapan terbentuknya kelompok?
2.      Untuk mengetahui faktor pengikat apa saja yang mempengaruhi terbentuknya kelompok?
3.      Untuk mengetahui Indikator apa saja yang dapat mengukur tingkat perkembangan kelompok?
4.      Untuk mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dalam kelompok?



BAB II
PEMBAHASAN

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai peristiwa berkumpulnya sejumlah orang disuatu tempat. Objek – objek tertentu, seperti pertandingan olah raga, kecelakaan lalulintas, kebakaran, merupakan peristiwa yang menarik perhatian dan mengguncang banyak orang untuk datang ke tempat peristiwa itu terjadi. Di tempat itu orang-orang yang datang itu tidak terlibat satu sama lain. Mereka datang ketempat peristiwa karena objek yang sama, sama-sama tertarik kepada apa dan bagaimana orang-orang itu bertanding olah raga, atau tertarik oleh apa dan bagaimana kecelakaan atau kebakaran itu, tetapi “kebersamaan” yang ada pada orang-orang itu yang berkumpul itu belum berkembang kebersamaan dengan “kualitas” tertentu. Pada dasarnya mereka itu satu sama lain masih sendiri-sendiri.
Berkumpulnya sejumlah orang yang masing-masing tidak mempunyai hubungan disebut kerumunan, sedang berkumpulnya sejumlah orang yang saling berkaitan satu sama lain membentuk hubungan disebut kelompok. Pada awalnya, sejumlah orang berkumpul membentuk kerumunan, kemudian berkembang menjadi kelompok yaitu apabila kedalam kerumunan itu dimasukkan ikatan-ikatan atau “kualitas” tertentu mengenai orang-orang yang berkumpul itu.
Adanya suatu kelompok tidak harus diawali dengan adanya kerumunan. Suatu kelompok dapat segera terjadi, yaitu apabila sebelum orang-orang yang bersangkutan berkumpul lebih dulu kepada mereka telah diberitahukan tujuan yang akan dicapai dan peranan masing-masing. Dengan demikian, setelah mereka berkumpul mereka tidak lagi merupakan kerumunan yang anggotanya tidak saling berkaitan, namun mengarah ke suasana kelompok yang masing-masing anggotanya mengetahui sasaran yang akan dicapai dan bertingkah laku sesuia dengan peranannya yang saling berkaitan.
Dari uraian diatas bahwa berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang disebabkan karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka, sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Kerumunan dapat membentuk kelompok kalau terhadap orang-orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antar orang tersebut. Kerumunan dapat berubah menjadi kelompok jika unsur-unsur hubungan antara orang-orang yang didalamnya ditingkatkan.
Sebaliknya, suatu kelompok dapat berubah menjadi kerumunan apabila unsur-unsur  pengikat antar anggota kelompok makin mengendor. Kerumunan dan kelompok dapat berubah menjadi sekadar kumpulan orang-orang belaka, yaitu jika unsur penarik perhatian (objek yang menimbulkan kerumunan) dan unsur-unsur pengikat antara orang-orang yang berkumpul (yang menimbulkan kelompok) menjadi hilang.
Sebuah kelompok, seperti makhluk hidup yang lain, terus berkembang dari waktu ke waktu. Dalam satu kelompok mungkin dimulai dari sekumpulan orang asing yang tidak saling mengenal, tetapi seiring waktu, secara tiba-tiba kelompok tersebut memberikan sebuah kohesifitas sehingga anggota-anggotanya menjadi sebuah kelompok sosial yang erat.
1.                  Tahapan perkembangan kelompok
1.a  Perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi dalam kelompok. Perkembangan kelompok dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1)    Tahap pra afiliasi
Merupakan tahap permulaan dengan diawali adanya perkenalan dimana semua individu akan saling mengenal satu dengan yang lain, kemudian berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
2)    Tahap Fungsional
Tahap ini tumbuh ditandai adanya perasaan senang antara satu dengan tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakan dalam kelompok. Maka akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
3)    Tahap Disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok, tidak tercipta kekompakan karena perbedaan pola hidup, sehingga percampuran yang harmonis tidak terjadi dan akhirnya terjadi pembubaran kelompok
1.b  Perkembangan kelompok sebenarnya banyak dikemukakan oleh para ahli. Clark (1994) mengemukakan perkembangan kelompok ke dalam tiga fase, yaitu:
1)   Fase orientasi
Individu masih mencari/dalam proses penerimaan dan menemukan persamaan serta perbedaan satu dengan lainnya. Pada tahap ini belum dapat terlihat sebagai kesatuan kelompok, tapi masih tampak individual.
2)   Fase bekerja
Anggota sudah mulai merasa nyaman satu dengan lainnya, tujuan kelompok mulai ditetapkan. Keputusan dibuat melalui mufakat daripada voting. Perbedaan yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.
3)    Fase terminasi
Fokus pada evaluasi dan merangkum pengalaman kelompok. Ada perubahan perasaan dari sangat frustasi dan marah menjadi sedih atau puas, tergantung pada pencapaian tujuan dan pembentukan kelompok (kesatuan kelompok).

1.c Teori Bruce W. Tuckman
Tuckman mengidentifikasikan lima tahapan untuk melihat perkembangan suatu kelompok, yaitu forming, storming, norming, performing, dan adjourning (Johnson dan Johnson, 2000).
1)   Tahapan forming merupakan suatu tahapan di mana anggota kurang yakin untuk menentukan tempatnya dalam kelompok serta prosedur dan aturan-aturan dalam kelompok.
2)    Tahapan storming, mulai timbul berbagai macam konflik karena anggota menentang pengaruh kelompok dan kurang sesuai dalam menyelesaikan berbagai macam tugas.
3)    Tahapan norming, kelompok membuat beberapa konsensus mengenai peran, struktur, dan norma yang digunakan sebagai acuan dalam berperilaku yang tepat. Dalam periode ini, komitmen dan kohesi meningkat.
4)    Tahapan performing, anggota kelompok menjadi cakap dalam kerja sama untuk pola kerja samanya.
5)    Tahapan adjourning, kelompok menjadi bubar.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang tahapan perkembangan kelompok, maka bisa disimpulkan bahwa tahap perkembangan kelompok sebagai berikut :
1)      Perkenalan
Tahap ini individu dalam proses penyesuaian dengan individu lain dalam satu kelompok maupun penyesuaian terhadap norma kelompok
2)      Melaksanakan Tugas
Tahap ini individu dengan individu lain dalam satu kelompok berusaha melaksanakan tugas dan aturan kelompok untuk mencapai tujuan bersama

3)      Pembubaran
Tahap ini ketika individu sudah merasa tidak membutuhkan lagi dalam suatu kelompok, atau sudah tercapainya tujuan bersama.
2.        Teori terbentuknya kelompok :
a.       Teori kedekatan tempat tinggal
Teori ini disebabkan oleh kedekatan ruang atau daerah. Orang-orang yang wilayahnya domisilinya secara geografis ataupun secara ruang dengan orang lain cenderung membentuk suatu kelompok.
b.      Teori keterikatan kegiatan, interaksi dan perasaan.
Menjelaskan unsur-unsur kegiatan, interaksi dan perasaan-perasaan berkaitan dengan terbentuknya suatu kelompok (Homan GC dalam sugiyarto,2009)
Menurut teori ini terdapat 3 kemungkinan keterikatan dari ketiga unsur tersebut.
1)             Semakin banyak kegiatan seseorang yang dilakukan bersama dengan orang lain (shared) maka semakin beraneka  ragamlah interaksinya sehingga semakin kuat pula tumbuhnya persaan-perasaan di antara mereka.
2)             Semakin banyak interaksi yang terjadi diantara orang-orang maka semakin banyak pula kegiatan-kegiatan dan perasaan-perasaan diantara mereka.
3)             Semakin banyak kegiatan-kegiatan yang dibagi sama (shared) dengan orang lain maka akan semakin kuatlah interaksi-interaksi yang dilakukan orang lain.
c.       Teori keseimbangan
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik pada orang lain didasarkan pada kesamaan sikap dan  nilai-nilai yang dianut dalam menanggapi tujuan bersamaan yang relevan satu sama lain.
d.      Teori Pertukaran
Menurut teori ini, interaksi dalam suatu kelompok terjadi dalam proses tukar menukar antara imbalan dan ongkos.
e.       Teori atas dasar alasan praktis
Menurut teori ini pengelompokan (pembentukan suatu kelompok) terjadi berdasarkan alasan-alasan praktis seperti alasan ekonomi, keamanan dan social lainnya.
f.       Teori kesamaan sikap
Teori ini hampir sama dengan teori keseimbangan, namun perlu ditegaskan bahwa persahabatan adalah yang paling penting bagi terbentuknya suatu kelompok, maka seseorang cenderung tidak membentuk kelompok dengan orang lain yang menganggap tugasnya sendiri lebih penting dari pada tujuan bersama.
g.      Teori saling melengkapi
Teori ini menjelaskan bahwa daya tarik untuk berinteraksi ditentukan oleh prinsip atau asas saling melengkapi. Seseorang tertarik untuk mengadakan interaksi dan membentuk kelompok bukan karena adanya kesamaan sikap tetapi justru adanya perbedaan.
3.        Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
a.       Adaptasi
Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru. Setiap kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil dinamika kelompok tersebut. Di samping itu proses adaptasi juga berjalan dengan baik yang ditandai dengan kelenturan setiap anggota untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu
b.      Pencapaian tujuan
Setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu mampu terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.

4.        Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
a.     Kelebihan Kelompok
1)        Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
2)        Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi tercapainya tujuan kelompok
3)        Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan norma yang telah disepakati kelompok.
b.    Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.




BAB III
KESIMPULAN

            Dalam pembentukan perkembangan  kelompok bisa terjadi secara sengaja dan tidak sengaja, secara sengaja maksudnya kelompok terbentuk melalui kesepakatan bersama sebelumnya dalam mencapai tujuan, sedangkan yang tidak disengaja maksudnya kelompok terbentuk dari sekumpulan orang kemudian kerumunan orang dan menjadi sebuah kelompok, bahkan sampai kelompok itu menjadi bubar  yang tentunya didukung oleh faktor pengikat kelompok. Setelah itu kita bisa melihat indikator tingkat perkembangan sebuah kelompok, yakni adaptasi dan tujuan. Kemudian yang terakhir kelebihan dan kekurangan dalam sebuah kelompok dalam kegiatannya.

 
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno.1995.Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).
Jakarta : Ghalia Indonesia
Sugiyarta.2009.Dinamika kelompok dan Kepemimpinan.Semarang : Unnes Press
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/dinamika-kelompok










Tidak ada komentar:

Posting Komentar